Jumat, September 07, 2007

Xpress Boarding AirAsia : Ketika uang mengalahkan moral





Ada yang menarik saat saya pulang ke Jakarta beberapa waktu yang lalu. Saat itu, seperti biasanya, saya memilih menggunakan moda transportasi udara untuk pulang ke Jakarta karena walaupun agak lebih mahal waktu yang dapat dihemat sangat banyak dan, seperti biasanya juga, sore itu saya memilih maskapai penerbangan AirAsia yang saya nilai cukup tinggi standar keamanan dan kenyamanannya sementara sangat ekonomis dari segi biaya secara saya dapat dikatakan sering pulang pergi Jakarta - Surabaya.

Saat memasuki ruang tunggu keberangkatan, saya sudah menemukan hal yang sedikit berbeda. Saya melihat beberapa calon penumpang (cukup banyak sebenarnya) yang menggunakan tanda Xpress Boarding AirAsia. Xpress Boarding merupakan program yang menawarkan pemberian prioritas masuk pesawat terlebih dahulu kepada kita dengan membayar lebih (yaitu sebesar Rp. 50.000,-) saat pembelian tiket. Kesempatan masuk terlebih dahulu ini sangat menarik mengingat AirAsia menerapkan sistem free seat atau bebas pilih kursi sendiri tanpa memberikan nomor tempat duduk saat check in.

Program tersebut sebenarnya sudah cukup lama ditawarkan oleh AirAsia apabila kita melakukan pembelian tiket melalui internet namun baru kali itu saya melihat cukup banyak yang mengenakan tanda Xpress boarding. Ternyata, banyaknya pengguna Xpress Boarding tersebut disebabkan karena program Xpress Boarding kini tidak lagi hanya dapat dibeli jika kita bertransaksi melalui internet namun dapat juga dibeli di manapun kita membeli tiket AirAsia.

Saat akan memasuki pesawat, antrian penumpang dibagi dua, satu untuk penumpang dengan fasilitas Xpress Boarding dan untuk penumpang non Xpress Boarding. Yang menarik, jika dahulu AirAsia punya kebijakan yang menurut saya sangat bermoral yaitu mendahulukan orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil beserta yang mendampinginya sebelum penumpang lainnya naik ke pesawat, sekarang orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil hanya mendapatkan tempat kedua setelah antrian Xpress Boarding, itupun tanpa disertai oleh pendamping. Jika mereka ingin didampingi, pendampingnya harus membeli Xpress Boarding (lihat ketentuan tersebut di sini).

Kebijakan baru tersebut sedikit mengusik nurani saya, walaupun penerapan Xpress boarding merupakan salah satu terobosan kreatif manajemen AirAsia untuk tetap menjaga harga tiket agar tetap terjangkau, namun penerapannya seakan membenarkan jargon bahwa uang dapat mengalahkan segalanya, dalam hal ini termasuk moral tentunya.

Semoga pendapat saya ini tidak sepenuhnya benar karena bagi saya AirAsia masih tetap maskapai penerbangan terbaik...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kalau beli lewat internet, bgmn proses Xpress boardingnya ya Pak, saya lihat kok nggak ada optionnya. Atau bisa diurus waktu check ini..

Maaf, saya belum pernah terbang dengan Air Asia dan mau coba pertama kali ke luar.

Terima kasih infonya