Senin, September 24, 2007

We are Moving......

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, dengan ini saya dan istri mengumumkan bahwa terhitung mulai tanggal 24 September 2007 kami pindah ke alamat berikut:

PERUMAHAN PURI SURYA JAYA
Taman Vancouver Blok J12 No. 12,
Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur

Mohon didoakan agar semoga kepindahan kami ini menjadi awal baru yang indah dalam perjalanan rumah tangga yang kami bina.

Minggu yang melelahkan (tapi asyik)

Setelah menerima berita gembira seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya di sini, saya dan istri mulai mempersiapkan kepindahan kami ke rumah yang sudah kami persiapkan.

Karena istri saya harus sudah mulai masuk di kantor Surabaya pada tanggal 11 September 2007, istri saya memutuskan untuk mengambil cuti selama 2 hari pada tanggal 7 dan 10 September dan berangkat ke Surabaya pada tanggal 7 September untuk mempersiapkan kebutuhan rumah baru kami. Inilah awal dari minggu yang melelahkan (namum mengasyikkan) bagi kami.

Setelah menjemput istri dari bandara Juanda Surabaya di Jum'at siang tanggal 7 September tersebut, kami langsung menuju ke Puri Surya Jaya (PSJ) untuk menengok rumah yang akan kami tempati sambil memantau pekerjaan penggantian tandon yang sedang dilakukan. Selesai melihat-lihat, kami kemudian menuju ke kost saya yang rencananya (setelah mendapatkan ijin dari empunya rumah) akan kami jadikan tempat tinggal sementara (transit) sebelum rumah baru kami dapat ditempati.

Setelah istirahat semalaman, keesokan harinya, (gak terlalu) pagi-pagi sekali kami berdua mulai hunting bedroom set ke kawasan pedagang furnitur Surabaya (semacam klender kalo di Jakarta) yaitu di jalan Gemblongan. Hampir seluruh toko di sepanjang jalan Gemblongan tersebut kami masuki dalam proses hunting tersebut sampai akhirnya kami menemukan bedroom set yang cocok (walaupun harganya agak lebih mahal dari harga di Klender) di Toko furnitur Sari Murni.

Selesai mendapatkan bedroom set untuk kamar tidur utama, kami meluncur ke jalan Kertajaya menuju toko elektronik Hartono yang terkenal dengan harganya yang lumayan miring untuk membeli beberapa barang elektronik (ya iya lah... masa ke toko elektronik beli dodol... ) yang penting seperti kulkas, mesin cuci, dispenser, kipas angin, rice cooker, setrikaan, blender, dan lain-lain (maklum belom pernah nyicil beli sebelumnya, baru punya TV hadiah nikah dari mertua...).

Dari Hartono elektronik, karena hari sudah menjelang malam, kami memutuskan untuk mengakhiri petualangan kami hari sabtu tersebut dan kembali ke kost saya. Semua barang yang sudah kami beli hari itu kami minta dikirim ke alamat rumah baru kami setelah ada pemberitahuan lebih lanjut dari kami.

Hari minggu, 9 September 2007, kami menengok rumah yang akan kami tempati sambil memantau (lagi) pekerjaan penggantian tandon yang sedang dilakukan dan memutuskan untuk meninggikan pagar dan memesan teralis untuk jendela. Setelah itu kami pergi ke Depo Bangunan yang tidak terlalu jauh dari PSJ untuk membeli lampu-lampu dan handle serta kunci pintu untuk mengganti kunci pintu dari developer.

Menjelang sore, setelah urusan di Depo Bangunan selesai, kami kembali ke kost untuk siap-siap pergi ke tunjungan plasa (TP) karena ada janji ketemuan dengan sepupu istri saya yang kebetulan saat itu sedang ada di Surabaya. Di perjalanan menuju TP ternyata istri saya mendapat sms dari sepupunya yang membatalkan rencana ketemuan hari itu namun karena kami sudah terlanjur berangkat jadilah kami teruskan pergi ke TP.

Di TP saat itu sedang ada pameran interior sehingga, walaupun tidak berniat untuk membeli, kami putuskan untuk sekedar melihat-lihat. Namun akhirnya kami di sana membeli juga sebuah spring bed anak 2 in 1 untuk ditempatkan di kamar depan sebagai persiapan menyambut kunjungan keluarga kami yang dijadwalkan sehabis lebaran nanti.

Hari Sabtu minggu berikutnya, setelah membeli perlengkapan bersih-bersih, kami kembali ke PSJ untuk membersihkan rumah yang akan kami tempati. Mulai dari pembersihan sarang laba-laba yang banyak terdapat di langit-langit rumah sampai pembersihan lantai seluruh ruangan serta pembersihan bak dan lantai kamar mandi. Meskipun saat itu sudah masuk bulan Ramadhan dan proses bersih-bersih tersebut butuh waktu sampai saore, kami tetap menikmatinya karena ternyata membersihkan rumah untuk pertama kalinya, walaupun berat, sangat mengasyikan.

Keesokan harinya kami pergi ke Jembatan Merah Plasa untuk hunting gorden dan dilanjutkan dengan membeli perlengkapan dapur dan makan di Carefour ITC Gembong yang dulunya merupakan tempat kantor saya berdiri. Barang-barang dari Carefour langsung kami taruh di rumah PSJ hari itu juga.

Tanggal 21 September malam sehabis tarawih dan sabtu pagi 22 September saya dengan dibantu oleh mas Robert, teman kantor saya, dan dengan menggunakan mobil pinjaman dari kantor mulai memindahkan barang-barang dari kost saya ke rumah dan pada hari minggunya saya dan istri saya berpamitan dengan pemilik kost saya untuk pindah ke rumah baru kami.

Akhirnya setelah minggu yang melelahkan (tapi asyik), saya dan istri saya kini resmi menempati rumah baru kami.

Rabu, September 12, 2007

Marhaban ya Ramadhan

Perjalanan waktu memang tidak dapat kita perlambat, terus melaju tanpa peduli bagaimana kita memanfaatkannya. Satu tahun lagi telah berlalu, besok kita sudah akan memasuki bulan yang penuh rahmat Allah, bulan yang diberkahi, bulan yang tepat untuk melakukan perenungan dalam kekhusyuan ibadah. Sudah benarkah puasa kita tahun lalu? Apakah 11 bulan setelah berlalunya Ramadhan tahun lalu kita tetap menjaga konsistensi ibadah kita?

Mudah-mudahan di Ramadhan tahun ini kita dapat meningkatkan amal ibadah kita dengan sebaik-baiknya sehingga kita mampu menggapai rahmat, maghfiroh, dan pengampunan Allah. Dan yang lebih penting, mari kita berusaha untuk tetap berada dalam kekhusyuan Ramadhan sepanjang hidup kita.

Berikut adalah jadwal imsyakiyah Ramadhan 1428 H untuk dua kota penting dalam hidup saya:

JAKARTA


SURABAYA


Jadwal imsyakiyah Ramadhan untuk kota-kota lainnya di Indonesia dapat dilihat di
sini.

Akhirnya saya mengucapkan selamat meningkatkan ibadah di bulan yang penuh berkah dan mohon maaf lahir bathin atas kesalahan yang telah tercipta selama ini baik yang disengaja.

Jumat, September 07, 2007

Packing

Setelah menerima kabar bahagia yang saya ceritakan sebelumnya, akhir pekan yang lalu saya pulang ke Jakarta untuk membantu istri saya mengepak barang-barang yang akan ikut pindah ke rumah baru kami. Kegiatan packing tersebut ternyata cukup melelahkan juga, meskipun kebanyakan yang mengerjakan adalah istri saya karena saya dilaporkan tepar ketiduran di ruang tamu saat kami berdua mengepak barang.

Sebagian barang yang sudah berhasil dipacking pada akhir minggu lalu dapat dilihat pada foto di bawah ini.


Mudah-mudahan semua yang terkait pindahan ini lancar-lancar saja, seperti yang kami harapkan.

Xpress Boarding AirAsia : Ketika uang mengalahkan moral





Ada yang menarik saat saya pulang ke Jakarta beberapa waktu yang lalu. Saat itu, seperti biasanya, saya memilih menggunakan moda transportasi udara untuk pulang ke Jakarta karena walaupun agak lebih mahal waktu yang dapat dihemat sangat banyak dan, seperti biasanya juga, sore itu saya memilih maskapai penerbangan AirAsia yang saya nilai cukup tinggi standar keamanan dan kenyamanannya sementara sangat ekonomis dari segi biaya secara saya dapat dikatakan sering pulang pergi Jakarta - Surabaya.

Saat memasuki ruang tunggu keberangkatan, saya sudah menemukan hal yang sedikit berbeda. Saya melihat beberapa calon penumpang (cukup banyak sebenarnya) yang menggunakan tanda Xpress Boarding AirAsia. Xpress Boarding merupakan program yang menawarkan pemberian prioritas masuk pesawat terlebih dahulu kepada kita dengan membayar lebih (yaitu sebesar Rp. 50.000,-) saat pembelian tiket. Kesempatan masuk terlebih dahulu ini sangat menarik mengingat AirAsia menerapkan sistem free seat atau bebas pilih kursi sendiri tanpa memberikan nomor tempat duduk saat check in.

Program tersebut sebenarnya sudah cukup lama ditawarkan oleh AirAsia apabila kita melakukan pembelian tiket melalui internet namun baru kali itu saya melihat cukup banyak yang mengenakan tanda Xpress boarding. Ternyata, banyaknya pengguna Xpress Boarding tersebut disebabkan karena program Xpress Boarding kini tidak lagi hanya dapat dibeli jika kita bertransaksi melalui internet namun dapat juga dibeli di manapun kita membeli tiket AirAsia.

Saat akan memasuki pesawat, antrian penumpang dibagi dua, satu untuk penumpang dengan fasilitas Xpress Boarding dan untuk penumpang non Xpress Boarding. Yang menarik, jika dahulu AirAsia punya kebijakan yang menurut saya sangat bermoral yaitu mendahulukan orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil beserta yang mendampinginya sebelum penumpang lainnya naik ke pesawat, sekarang orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil hanya mendapatkan tempat kedua setelah antrian Xpress Boarding, itupun tanpa disertai oleh pendamping. Jika mereka ingin didampingi, pendampingnya harus membeli Xpress Boarding (lihat ketentuan tersebut di sini).

Kebijakan baru tersebut sedikit mengusik nurani saya, walaupun penerapan Xpress boarding merupakan salah satu terobosan kreatif manajemen AirAsia untuk tetap menjaga harga tiket agar tetap terjangkau, namun penerapannya seakan membenarkan jargon bahwa uang dapat mengalahkan segalanya, dalam hal ini termasuk moral tentunya.

Semoga pendapat saya ini tidak sepenuhnya benar karena bagi saya AirAsia masih tetap maskapai penerbangan terbaik...

Sebuah berita bahagia

Selama empat tahun terakhir ini saya ditugaskan oleh kantor saya untuk menempati posisi di kantor cabang Surabaya yang berarti saya harus tinggal di tempat yang terpaut jarak sekitar 500km dari Jakarta, tanah kelahiran saya, tempat dimana saya dibesarkan, dan tempat tinggal orang-orang yang saya cintai - Ayah, Mama, Kakak, Adik, dan Istri saya.

Masih jelas dalam benak saya kenangan saat saya menyampaikan berita mengenai penugasan saya di Surabaya kepada orang-orang terdekat saya. Ayah dan Mama yang merelakan kepergian saya dengan berat hati, dan tangisan serta pelukan istri saya (waktu itu masih berstatus pacar saya) mendengar berita tersebut dari mulut saya.

Setelah lama dalam kesendirian saya di negeri orang ini, akhir 2006 yang lalu istri saya memutuskan untuk ikut pindah ke surabaya setelah kontrak kerjanya dengan Santos, sebuah perusahaan Australia yang bergerak dibidang eksplorasi dan eksploitasi Migas, berakhir di penghujung Agustus 2007. Rencananya, apabila tidak direlokasi oleh Santos ke Surabaya, istri saya akan mengajukan pengunduran diri agar bisa menemani saya di kota ini (betapa indahnya cinta yang mampu mengorbankan segalanya demi yang terkasih). Oleh sebab itu, di akhir tahun 2006 kami berdua menyibukkan diri untuk mencari rumah yang akan kami tempati jika istri saya sudah ada di Surabaya.

Sampai minggu ketiga Agustus 2007, di kantor istri saya di Jakarta sepertinya tidak ada kabar mengenai rencana penempatan orang di Surabaya. Memang dari isu yang beredar dari orang-orang di Santos Surabaya ada indikasi akan dilakukan pemindahan istri saya ke Surabaya, namun hal tersebut masih belum jelas dan menambah rasa penasaran saja. Akhirnya di minggu terakhir bulan Agustus yang lalu rasa penasaran tersebut terjawab sudah. Ternyata, sejak awal bulan Agustus 2007, atasan istri saya, seorang ekspatriat, yang memang tahu kondisi kami yang terpisah jarak ini, sudah mulai mengadakan loby untuk merelokasi istri saya ke Surabaya mulai bulan September ini. Dan yang lebih menggembirakan, loby-loby rahasia itu berhasil, Santos merelokasi istri saya ke Surabaya, istri saya harus sudah masuk ke kantor Surabaya per tanggal 10 September 2007. Berita itu baru disampaikan kepada istri saya di minggu terakhir bulan Agustus ini sehingga dua minggu terakhir kami disibukkan dengan persiapan kepindahan istri saya.

Akhirnya, setelah penantian yang panjang, kami berdua akan segera bersama. Keputusan Santos memindahkan istri saya ke Surabaya sungguh merupakan sebuah berita yang membahagiakan bagi kami berdua.

Thanks Mr. Gavin Webb, you are the best leader not just a good boss.......