Selasa, Agustus 21, 2007

Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham

Bagi yang sudah membaca posting ini pasti sudah tahu bahwa saya kemarin-kemarin mencari data-data IHSG untuk melakukan pemeringkatan reksa dana. Pada posting kali ini saya akan menceritakan tentang pemeringkatan reksa dana yang saya lakukan.

Awal ketertarikan saya dengan pemeringkatan reksa dana (terutama reksa dana saham) adalah ketika membaca Kontan edisi khusus bulan Juli yang berjudul Membiakkan Dana di Reksadana. Pada Kontan edisi tersebut ditampilkan peringkat reksa dana saham dengan cara memeringkat beta2 dan alpha yang merupakan hasil analisis dengan model Henriksson-Merton dari masing-masing reksa dana saham selama satu tahun. Nilai beta2 tersebut mencerminkan kemampuan market timing dari manajer investasi reksa dana bersangkutan sedangkan nilai alpha mencerminkan kemampuan pemilihan saham manajer investasi dalam membentuk portofolio reksa dana yang dimaksud. Menurut Kontan, semakin besar nilai beta2 dan alpha suatu reksa dana maka semakin baik reksa dana tersebut. Cara pemeringkatan reksa dana saham yang dilakukan Kontan tersebut menurut saya kurang pas karena tidak memperhitungkan return dan risk dari masing-masing reksa dana saham.

Karena ketidakpuasan saya atas pemeringkatan yang dilakukan oleh Kontan tersebut, maka saya mencari dari literatur cara atau metode untuk memeringkat reksa dana saham.

Dalam buku Pasar Modal & Manajemen Portofolio yang ditulis oleh Mohamad Samsul dijelaskan tentang model-model evaluasi kinerja reksa dana yaitu dengan model Treynor, Model Sharpe, Model Jensen, dan Model Treynor & Black.

Pada pemeringkatan yang saya lakukan saya menambah satu metode lagi disamping empat metode di atas yaitu dengan return risk ratio atau risk adjusted return sebuah metode yang sangat sederhana untuk memeringkat reksa dana yaitu dengan membandingkan hasil pembagian return rata-rata suatu reksa dana dengan standard deviasi dari return rata-rata tersebut untuk periode waktu yang sama. semakin besar nilai return risk ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.

Return Risk Ratio = Return rata-rata / Standard deviasi dari return rata-rata

Pada model Treynor, return rata-rata masa lalu reksa dana saham setelah dikurangi return investasi bebas resiko (Suku Bunga SBI misalnya) dibagi dengan nilai beta reksa dana tersebut. Nilai beta itu sendiri menunjukkan besar-kecilnya perubahan return suatu reksa dana terhadap perubahan return pasar.

R/Vt = (Rp - Rf)/B


dengan:

R/Vt = Reward to Volatility model Treynor;
Rp = Average return reksa dana;
Rf = Average return investasi bebas resiko;
B = Beta reksa dana sebagai tolak ukur resiko.

Pada model yang ketiga yaitu model Sharpe, return rata-rata reksa dana saham dikurangi oleh return investasi bebas resiko kemudian dibagi dengan standard deviasi return rata-rata reksa dana tersebut.

R/Vs = (Rp - Rf)/Sd


dengan:

R/Vs = Reward to Volatility model Sharpe;
Sd = Standard deviasi dari return rata-rata reksa dana.

Model keempat yang dapat digunakan adalah model Jensen. Pada model ini kita juga memperhitungkan return yang diharapkan atau minimum return yang diharapkan.

ERp = Rf + B (ERm - Rf)


dengan:

ERp = Minimum return reksa dana yang diharapkan;
ERm = Minimum return pasar yang diharapkan.

Setelah ERp didapatkan, return rata-rata reksa dana kemudian dikurangi minimum return reksa dana yang diharapkan untuk mendapatkan nilai alpha model Jensen. Semakin besar nilai alpha tersebut menunjukkan reksa dana tersebut semakin bagus.

Model yang terakhir adalah model Treynor & Black. Menurut model ini, nilai alpha yang diperoleh dari model Jensen harus dikoreksi dengan resiko spesifik reksa dana bersangkutan untuk mendapatkan appraisal ratio.

Appraisal ratio = alpha / Sde

dengan:

Sde = Resiko spesifik reksa dana, standard deviasi atas error.

Untuk memaksimalkan active portofolio, Miller (1999) memodifikasi rumus appraisal ratio menjadi seperti berikut:

Appraisal ratio = alpha / Vare

dengan:

Vare = Resiko spesifik reksa dana, yaitu variance atas error = Sde*Sde

Sedangkan rumus resiko spesifik adalah:

Vare = Varp - Varm*B*B

dengan:

Varp = Varian return rata-rata reksa dana;
Varm = Varian return rata-rata pasar.

Semakin besar appraisal ratio, semakin bagus reksa dana tersebut.

Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan pemeringkatan reksa dana dengan kelima model tersebut adalah:
  1. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana saham selama periode perhitungan, bisa diperoleh disini;
  2. Data Suku Bunga SBI untuk perhitungan return investasi bebas resiko, bisa diperoleh disini;
  3. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk perhitungan return pasar, bisa diperoleh disini.
Berikut adalah hasil pemeringkatan reksa dana saham dengan kelima model di atas untuk periode 1 tahun mulai 6 Agustus 2006 - 6 Agustus 2007, silahkan klik disini.

8 komentar:

cilly mengatakan...

maap ne.....ch sblmnya...sya bru blj ttg reksadana
setelah sya membaca, sya kok timbul pertanyaan??knp kok pada umumnya orang" lbh sering menggunakan sharpe dibanding treynor ato jensen...????

trima kasih sebelumnya to bimbingannya.......

Anonim mengatakan...

gimana cara menghitung standar deviasi buat ngitung di metode sharpe ratio. saya sedang nyusun skripsi ttg reksa dana ni.. mohon bantuannya ya..
reaply jawannya boleh ke andrie_zeta@yahoo.com
trims

lia mengatakan...

maaf ni..saya mau nanya.
sekarang saya sedang skripsi tentang metode pengukuran kinerja reksadana dengan menggunakan metode Treynor, sharpe dan Jensen.
saya sedang bingung mengenai data yang digunakan itu didapat dari mana yaa...apa diambil dari closing price dengan ihsg atau data yg lainnya...

terima kasih yaa..
please reply : natshz_cool@yahoo.com

Priswanto mengatakan...

@cilly:
mungkin karena perhitungan dengan metode sharpe lebih sederhana daripada kalau menggunakan treynor atau jensen jadi orang lebih suka pakai sharpe

@andrie:
kalau saya menghitung standard deviasi pakai formula di excel aja tuh... stdev(array)

@lia:
untuk data ihsg saya pakai data penutupan per hari, banyak data yang dipakai tergantung berapa periode penilaian yang mau kita lakukan, 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun

Anonim mengatakan...

mohon dikirim cara perhitungan beta-2 seperti dalam kontan edisi khusus juli 2007, krn sy kesulitan mdptkannya. terimakasih. mhn dkrm ke nanik@ sg.sggrp.com

Marce mengatakan...

soalnya klo treynor n jensen ngitung return pasarnya bingung

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

Hello there everybody, I just signed up on this brilliant community and wished to say hey there! Have a stunning day!