Senin, November 26, 2007
Mati Suri
Akibat libur panjang lebaran kemarin yang diteruskan dengan survey ke Jawa Tengah selama 2 minggu sehingga saya lama tidak dapat mengakses internet, Dunia Priswanto dapat dikatakan mati suri. Yah, untungnya sih cuma mati suri, karena dengan posting kali ini menandakan Dunia Priswanto sudah bangkit dari kubur sementaranya....
pada posting ini juga saya ingin mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR & BATIN yang baru sempat saya sampaikan....
Selamat mengikuti kembali kisah dalam Dunia Priswanto...
Senin, September 24, 2007
We are Moving......
Mohon didoakan agar semoga kepindahan kami ini menjadi awal baru yang indah dalam perjalanan rumah tangga yang kami bina.
Minggu yang melelahkan (tapi asyik)
Karena istri saya harus sudah mulai masuk di kantor Surabaya pada tanggal 11 September 2007, istri saya memutuskan untuk mengambil cuti selama 2 hari pada tanggal 7 dan 10 September dan berangkat ke Surabaya pada tanggal 7 September untuk mempersiapkan kebutuhan rumah baru kami. Inilah awal dari minggu yang melelahkan (namum mengasyikkan) bagi kami.
Setelah menjemput istri dari bandara Juanda Surabaya di Jum'at siang tanggal 7 September tersebut, kami langsung menuju ke Puri Surya Jaya (PSJ) untuk menengok rumah yang akan kami tempati sambil memantau pekerjaan penggantian tandon yang sedang dilakukan. Selesai melihat-lihat, kami kemudian menuju ke kost saya yang rencananya (setelah mendapatkan ijin dari empunya rumah) akan kami jadikan tempat tinggal sementara (transit) sebelum rumah baru kami dapat ditempati.
Setelah istirahat semalaman, keesokan harinya, (gak terlalu) pagi-pagi sekali kami berdua mulai hunting bedroom set ke kawasan pedagang furnitur Surabaya (semacam klender kalo di Jakarta) yaitu di jalan Gemblongan. Hampir seluruh toko di sepanjang jalan Gemblongan tersebut kami masuki dalam proses hunting tersebut sampai akhirnya kami menemukan bedroom set yang cocok (walaupun harganya agak lebih mahal dari harga di Klender) di Toko furnitur Sari Murni.
Selesai mendapatkan bedroom set untuk kamar tidur utama, kami meluncur ke jalan Kertajaya menuju toko elektronik Hartono yang terkenal dengan harganya yang lumayan miring untuk membeli beberapa barang elektronik (ya iya lah... masa ke toko elektronik beli dodol... ) yang penting seperti kulkas, mesin cuci, dispenser, kipas angin, rice cooker, setrikaan, blender, dan lain-lain (maklum belom pernah nyicil beli sebelumnya, baru punya TV hadiah nikah dari mertua...).
Dari Hartono elektronik, karena hari sudah menjelang malam, kami memutuskan untuk mengakhiri petualangan kami hari sabtu tersebut dan kembali ke kost saya. Semua barang yang sudah kami beli hari itu kami minta dikirim ke alamat rumah baru kami setelah ada pemberitahuan lebih lanjut dari kami.
Hari minggu, 9 September 2007, kami menengok rumah yang akan kami tempati sambil memantau (lagi) pekerjaan penggantian tandon yang sedang dilakukan dan memutuskan untuk meninggikan pagar dan memesan teralis untuk jendela. Setelah itu kami pergi ke Depo Bangunan yang tidak terlalu jauh dari PSJ untuk membeli lampu-lampu dan handle serta kunci pintu untuk mengganti kunci pintu dari developer.
Menjelang sore, setelah urusan di Depo Bangunan selesai, kami kembali ke kost untuk siap-siap pergi ke tunjungan plasa (TP) karena ada janji ketemuan dengan sepupu istri saya yang kebetulan saat itu sedang ada di Surabaya. Di perjalanan menuju TP ternyata istri saya mendapat sms dari sepupunya yang membatalkan rencana ketemuan hari itu namun karena kami sudah terlanjur berangkat jadilah kami teruskan pergi ke TP.
Di TP saat itu sedang ada pameran interior sehingga, walaupun tidak berniat untuk membeli, kami putuskan untuk sekedar melihat-lihat. Namun akhirnya kami di sana membeli juga sebuah spring bed anak 2 in 1 untuk ditempatkan di kamar depan sebagai persiapan menyambut kunjungan keluarga kami yang dijadwalkan sehabis lebaran nanti.
Hari Sabtu minggu berikutnya, setelah membeli perlengkapan bersih-bersih, kami kembali ke PSJ untuk membersihkan rumah yang akan kami tempati. Mulai dari pembersihan sarang laba-laba yang banyak terdapat di langit-langit rumah sampai pembersihan lantai seluruh ruangan serta pembersihan bak dan lantai kamar mandi. Meskipun saat itu sudah masuk bulan Ramadhan dan proses bersih-bersih tersebut butuh waktu sampai saore, kami tetap menikmatinya karena ternyata membersihkan rumah untuk pertama kalinya, walaupun berat, sangat mengasyikan.
Keesokan harinya kami pergi ke Jembatan Merah Plasa untuk hunting gorden dan dilanjutkan dengan membeli perlengkapan dapur dan makan di Carefour ITC Gembong yang dulunya merupakan tempat kantor saya berdiri. Barang-barang dari Carefour langsung kami taruh di rumah PSJ hari itu juga.
Tanggal 21 September malam sehabis tarawih dan sabtu pagi 22 September saya dengan dibantu oleh mas Robert, teman kantor saya, dan dengan menggunakan mobil pinjaman dari kantor mulai memindahkan barang-barang dari kost saya ke rumah dan pada hari minggunya saya dan istri saya berpamitan dengan pemilik kost saya untuk pindah ke rumah baru kami.
Akhirnya setelah minggu yang melelahkan (tapi asyik), saya dan istri saya kini resmi menempati rumah baru kami.
Rabu, September 12, 2007
Marhaban ya Ramadhan
Mudah-mudahan di Ramadhan tahun ini kita dapat meningkatkan amal ibadah kita dengan sebaik-baiknya sehingga kita mampu menggapai rahmat, maghfiroh, dan pengampunan Allah. Dan yang lebih penting, mari kita berusaha untuk tetap berada dalam kekhusyuan Ramadhan sepanjang hidup kita.
Berikut adalah jadwal imsyakiyah Ramadhan 1428 H untuk dua kota penting dalam hidup saya:
JAKARTA
SURABAYA
Jadwal imsyakiyah Ramadhan untuk kota-kota lainnya di Indonesia dapat dilihat di sini.
Akhirnya saya mengucapkan selamat meningkatkan ibadah di bulan yang penuh berkah dan mohon maaf lahir bathin atas kesalahan yang telah tercipta selama ini baik yang disengaja.
Jumat, September 07, 2007
Packing
Sebagian barang yang sudah berhasil dipacking pada akhir minggu lalu dapat dilihat pada foto di bawah ini.
Mudah-mudahan semua yang terkait pindahan ini lancar-lancar saja, seperti yang kami harapkan.
Xpress Boarding AirAsia : Ketika uang mengalahkan moral
Ada yang menarik saat saya pulang ke Jakarta beberapa waktu yang lalu. Saat itu, seperti biasanya, saya memilih menggunakan moda transportasi udara untuk pulang ke Jakarta karena walaupun agak lebih mahal waktu yang dapat dihemat sangat banyak dan, seperti biasanya juga, sore itu saya memilih maskapai penerbangan AirAsia yang saya nilai cukup tinggi standar keamanan dan kenyamanannya sementara sangat ekonomis dari segi biaya secara saya dapat dikatakan sering pulang pergi Jakarta - Surabaya.
Saat memasuki ruang tunggu keberangkatan, saya sudah menemukan hal yang sedikit berbeda. Saya melihat beberapa calon penumpang (cukup banyak sebenarnya) yang menggunakan tanda Xpress Boarding AirAsia. Xpress Boarding merupakan program yang menawarkan pemberian prioritas masuk pesawat terlebih dahulu kepada kita dengan membayar lebih (yaitu sebesar Rp. 50.000,-) saat pembelian tiket. Kesempatan masuk terlebih dahulu ini sangat menarik mengingat AirAsia menerapkan sistem free seat atau bebas pilih kursi sendiri tanpa memberikan nomor tempat duduk saat check in.
Program tersebut sebenarnya sudah cukup lama ditawarkan oleh AirAsia apabila kita melakukan pembelian tiket melalui internet namun baru kali itu saya melihat cukup banyak yang mengenakan tanda Xpress boarding. Ternyata, banyaknya pengguna Xpress Boarding tersebut disebabkan karena program Xpress Boarding kini tidak lagi hanya dapat dibeli jika kita bertransaksi melalui internet namun dapat juga dibeli di manapun kita membeli tiket AirAsia.
Saat akan memasuki pesawat, antrian penumpang dibagi dua, satu untuk penumpang dengan fasilitas Xpress Boarding dan untuk penumpang non Xpress Boarding. Yang menarik, jika dahulu AirAsia punya kebijakan yang menurut saya sangat bermoral yaitu mendahulukan orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil beserta yang mendampinginya sebelum penumpang lainnya naik ke pesawat, sekarang orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil hanya mendapatkan tempat kedua setelah antrian Xpress Boarding, itupun tanpa disertai oleh pendamping. Jika mereka ingin didampingi, pendampingnya harus membeli Xpress Boarding (lihat ketentuan tersebut di sini).
Kebijakan baru tersebut sedikit mengusik nurani saya, walaupun penerapan Xpress boarding merupakan salah satu terobosan kreatif manajemen AirAsia untuk tetap menjaga harga tiket agar tetap terjangkau, namun penerapannya seakan membenarkan jargon bahwa uang dapat mengalahkan segalanya, dalam hal ini termasuk moral tentunya.
Semoga pendapat saya ini tidak sepenuhnya benar karena bagi saya AirAsia masih tetap maskapai penerbangan terbaik...
Sebuah berita bahagia
Masih jelas dalam benak saya kenangan saat saya menyampaikan berita mengenai penugasan saya di Surabaya kepada orang-orang terdekat saya. Ayah dan Mama yang merelakan kepergian saya dengan berat hati, dan tangisan serta pelukan istri saya (waktu itu masih berstatus pacar saya) mendengar berita tersebut dari mulut saya.
Setelah lama dalam kesendirian saya di negeri orang ini, akhir 2006 yang lalu istri saya memutuskan untuk ikut pindah ke surabaya setelah kontrak kerjanya dengan Santos, sebuah perusahaan Australia yang bergerak dibidang eksplorasi dan eksploitasi Migas, berakhir di penghujung Agustus 2007. Rencananya, apabila tidak direlokasi oleh Santos ke Surabaya, istri saya akan mengajukan pengunduran diri agar bisa menemani saya di kota ini (betapa indahnya cinta yang mampu mengorbankan segalanya demi yang terkasih). Oleh sebab itu, di akhir tahun 2006 kami berdua menyibukkan diri untuk mencari rumah yang akan kami tempati jika istri saya sudah ada di Surabaya.
Sampai minggu ketiga Agustus 2007, di kantor istri saya di Jakarta sepertinya tidak ada kabar mengenai rencana penempatan orang di Surabaya. Memang dari isu yang beredar dari orang-orang di Santos Surabaya ada indikasi akan dilakukan pemindahan istri saya ke Surabaya, namun hal tersebut masih belum jelas dan menambah rasa penasaran saja. Akhirnya di minggu terakhir bulan Agustus yang lalu rasa penasaran tersebut terjawab sudah. Ternyata, sejak awal bulan Agustus 2007, atasan istri saya, seorang ekspatriat, yang memang tahu kondisi kami yang terpisah jarak ini, sudah mulai mengadakan loby untuk merelokasi istri saya ke Surabaya mulai bulan September ini. Dan yang lebih menggembirakan, loby-loby rahasia itu berhasil, Santos merelokasi istri saya ke Surabaya, istri saya harus sudah masuk ke kantor Surabaya per tanggal 10 September 2007. Berita itu baru disampaikan kepada istri saya di minggu terakhir bulan Agustus ini sehingga dua minggu terakhir kami disibukkan dengan persiapan kepindahan istri saya.
Akhirnya, setelah penantian yang panjang, kami berdua akan segera bersama. Keputusan Santos memindahkan istri saya ke Surabaya sungguh merupakan sebuah berita yang membahagiakan bagi kami berdua.
Thanks Mr. Gavin Webb, you are the best leader not just a good boss.......
Selasa, Agustus 28, 2007
Blogspot dibanned di kantor saya
Namun demikian, tak pernah ada penjajahan tanpa perlawanan, pada kenyataannya saya masih bisa melakukan posting ke blog saya ini dengan menggunakan komputer kantor dan posting ini adalah salah satu posting yang saya buat dari meja kerja saya.
Senin, Agustus 27, 2007
To be an Investor
Setelah mencari tahu nomor telepon makinta securities yang dapat dihubungi melalui internet, saya pun mulai mencari informasi lebih lanjut mengenai produk reksa dana makinta mantap. Saat menelepon untuk pertama kalinya saya diminta untuk memberikan alamat email saya untuk pengiriman beberapa dokumen termasuk prospektus dan prosedur pembukaan rekening reksa dana makinta mantap.
Berikut adalah hal-hal penting yang tercantum dalam prosedur pembukaan rekening reksa dana yang dikirimkan kepada saya:
JUMLAH
- Minimum pembelian awal sebesar Rp. 5.000.000,- belum termasuk biaya pembelian.
- Minimum penambahan (top up) sebesar Rp. 1.000.000,- belum termasuk biaya pembelian
BIAYA
- Pembelian 2.00 %
- Switching ke reksa dana makinta fleksi (syarat dan ketentuan berlaku) 0.2 %
- Penjualan; jika kurang dari atau sama dengan 6 bulan dikenakan 0.5 %, 6 bulan sampai 1 tahun dikenakan 0.25 %, lebih dari 1 tahun tidak dikenakan biaya.
PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING
- Investor datang ke kantor PT. Makinta Securities dengan membawa bukti identitas diri.
- Mengisi form pembukaan rekening, form profil pemodal, dan form pembelian.
- Melakukan setoran tunai/transfer ke rekening penampungan dana reksa dana sesuai ketentuan yang dipersayaratkan.
- Mengirim bukti setoran tunai/transfer via email atau faximile ke makinta securities dengan mencantumkan kembali nama lengkap, no. handphone, dan jumlah yang disetorkan/ditransfer.
- Konfirmasikan hasil pengiriman bukti transfer melalui telepon ke makinta securities.
Setelah mengikuti langkah-langkah yang tercantum pada prosedur tersebut, beberapa hari kemudian saya menerima surat konfirmasi (melalui email) dari Bank Permata, yang merupakan bank kustodian dari reksa dana makinta mantap, yang menyatakan kepemilikan saya atas sejumlah unit penyertaan di reksa dana makinta mantap.
Dengan diterimanya surat konfirmasi dari Bank Permata tersebut menunjukkan bahwa saya mulai saat itu adalah seorang investor ;p
Hasil Pemeringkatan Reksa Dana Saham
Model Return Risk Ratio
Model Treynor
Model Sharpe
Model Jensen
Model Treynor & Black
Dari hasil pemeringkatan tersebut terlihat bahwa dengan menggunakan model Return Risk Ratio, Sharpe, dan Jensen reksa dana Makinta Mantap selalu menempati urutan pertama. Sedangkan jika digunakan model Treynor, dan Treynor & Black, reksa dana Makinta Mantap berada di peringkat kedua. Hasil pemeringkatan dengan model Treynor yang menunjukkan bahwa reksa dana Makinta Mantap menempati peringkat kedua perlu sedikit dikritisi karena yang menempati peringkat pertama yaitu reksa dana BIG Nusantara hanya memiliki return 16,16%, lebih rendah dari return pasar pada periode yang sama yaitu sebesar 47,65% sehingga dapat dianggap reksa dana Makinta Mantap yang menduduki peringkat pertama pada pemeringkatan reksa dana dengan model Treynor.
Berdasarkan hasil tersebut, saya kemudian memutuskan untuk membeli unit penyertaan reksa dana saham Makinta Mantap sebagai pilihan investasi saya di instrumen reksa dana saham.
Berikut ini adalah Prosedur pembukaan rekening dan pembelian unit penyertaan Reksa Dana Makinta Mantap.
Jumat, Agustus 24, 2007
IndosatM2 di B Tex 2007 - Bagai oasis di tengah kering gurun
Sebelum berangkat dari Surabaya, saya dan tim saya sempat meragukan kegiatan tersebut karena menurut kami belum saatnya mengadakan pameran di Blora mengingat jaringan pipa distribusi gas perusahaan kami paling jauh dari Surabaya baru mencapai Gresik. Sempat pula kami bertanya-tanya teknologi seperti apa yang akan dipamerkan di kegiatan tersebut dan perusahaan apa saja yang ikut berpartisipasi. Sempat terbayang di benak kami beberapa nama perusahaan yang mungkin ikut serta dalam event tersebut seperti misalnya Pertamina dan Exxon yang memang punya kepentingan di Kabupaten Blora.
Ketika sampai di lokasi Expo, ternyata kami dikecewakan oleh harapan kami sendiri. Bukan stand Pertamina atau Exxon yang kami temui di sana melainkan stand Aman Cell, sebuah kios penjualan dan service telepon seluler; stand Gaya Baru Motor, sebuah dealer sepeda motor Honda; stand SMK PGRI; stand dealer sepeda motor suzuki; stand Diknas kabupaten Blora; stand rokok Djarum Super; dan beberapa stand lainnya yang kurang berhubungan dengan tema yang coba diangkat yaitu teknologi. Stand yang mungkin bisa dikatakan sesuai tema yang diusung oleh expo ini hanya beberapa saja diantaranya adalah stand perusahaan kami dan stand Indosat.
Dari sisi pengunjung, kebanyakan yang datang adalah para pelajar, mulai dari pelajar SD sampai SMA, dan pegawai pemda kabupaten Blora sedangkan sisanya yang sebagian kecil adalah masyarakat umum. Dari sisi waktu kunjungan, waktu ramai kunjungan adalah pada pagi hari sekitar pukul 9 sampai 10 pagi (sebagian besar pengunjung di jam ini adalah pelajar dan pegawai pemda) dan pada malam hari mulai lepas maghrib sampai pukul 9 malam (kebanyakan pengunjung pada waktu ini adalah masyarakat umum).
Karena karakteristik pengunjung dan waktu kunjungan seperti yang saya sebutkan di atas, maka kebanyakan waktu jaga kami justru tanpa kehadiran pengunjung.Hal tersebut tentu saja sangat membosankan, terjebak di stand yang harus kami jaga tanpa hiburan yang bisa mengusir kejenuhan kami apalagi expo ini rencananya berlangsung sampai tanggal 27 Agustus 2007 yang artinya selama satu minggu kami akan terus mengalami kondisi yang membosankan tersebut.
Untungnya kondisi tersebut ternyata tidak berlangsung terlalu lama, hari ini (24/8) stand Indosat menghadirkan Blitz di B Tex 2007. Blitz adalah layanan internet broadband via satelit dengan menggunakan pita frekuensi Ku-Band yang dilengkapi dengan teknologi Automatic Gain Control dengan kecepatan akses sampai 512 Kbps. Dengan adanya blitz di B Tex 2007, kami jadi dapat mengakses internet melalui notebook yang kami bawa sehingga dapat menjadi hiburan selama waktu sepi kunjungan di stand kami.
Terima kasih IndosatM2...... Terima kasih telah menjadi oasis bagi kami yang "terjebak" di "gurun" B Tex 2007......
Selasa, Agustus 21, 2007
Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham
dengan:
- Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana saham selama periode perhitungan, bisa diperoleh disini;
- Data Suku Bunga SBI untuk perhitungan return investasi bebas resiko, bisa diperoleh disini;
- Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk perhitungan return pasar, bisa diperoleh disini.
Senin, Agustus 20, 2007
Kecewa Layanan Purna Jual Nokia
Jumat, Agustus 10, 2007
Teka teki Einstein
Karena load kerja juga lagi gak begitu banyak, saya iseng untuk mencari solusi teka teki tersebut dan seperti beberapa tahun yang lalu saya tetap ingat bagaimana solusinya. Untuk memperpanjang keisengan saya, berikut saya kirimkan teta teki yang dimaksud:
Teka teki ini tidak mengandung trick, hanya murni logika. Semoga anda beruntung, dan jangan cepat menyerah!
Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda. Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu, merokok satu merk rokok tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merk rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Pertanyaannya : Siapakah yang memelihara IKAN?
Petunjuk:
Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
Orang Swedia memelihara anjing.
Orang Denmark senang minum teh.
Rumah berwarna hijau terletak tepat di sebelah kiri rumah berwarna putih.
Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
Orang yang merokok PallMall memelihara burung.
Penghuni rumah yang terletak di tengah-tengah senang minum susu.
Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama.
Orang yang merokok Marlboro tinggal di sebelah orang yang memelihara kucing.
Orang yang memelihara kuda tinggal disebelah orang yang merokok Dunhill.
Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
Orang Jerman merokok Rothmans.
Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.
Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu. Dia menyatakan, 98% penduduk di dunia tidak mampu memecahkan teka teki ini. Apakah anda termasuk yang 2%?
Kamis, Agustus 09, 2007
printilan
Demikian pengumuman yang tidak penting ini dibuat untuk dapat diabaikan dan atas peng-abai-annya saya ucapkan terima kasih.
Minggu, Agustus 05, 2007
Pilkada DKI 1428 H/2007 M di Jakarta dan Perang Ahzab 5 H di Madinah
Membaca sepintas judul di atas mungkin akan membuat kita bertanya, apa hubungannya kedua peristiwa yang terpisah jarak bermil-mil dan waktu berabad-abad tersebut?
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin menyatakan terlebih dahulu bahwa posting ini bukan merupakan usaha mengkampanyekan salah satu pihak di pilkada DKI 1428 H/2007 M, dalam hal ini pasangan Adang-Dani, apalagi waktu untuk kampanye sudah secara resmi ditutup dengan debat publik yang disiarkan secara live oleh MetroTV dan Jak TV tadi malam. Posting ini juga tidak bermaksud mengkafirkan pasangan Fauzi Bowo-Prijanto dan para pendukungnya karena saya tahu banyak juga orang Islam yang mendukung bang Foke sedangkan mengkafirkan sesama muslim adalah dosa besar. Posting ini hanya bertujuan untuk menyampaikan apa yang tiba-tiba terbersit di benak saya (mind spark) sewaktu memikirkan kemungkinan saya tidak bisa ikutan nyoblos di pilkada DKI tanggal 8 Agustus nanti secara saya kerja di Surabaya dan tanggal 8 Agustus adalah hari Rabu.
Oke, balik lagi ke hubungan antara pilkada DKI dengan perang Ahzab (bagi yang ingin merefresh kembali ingatannya tentang perang Ahzab, silakan baca di sini).
Pertama kali yang membuat saya berpikir pilkada DKI punya kesamaan dengan perang Ahzab adalah karena pasangan Adang-Dani yang hanya didukung oleh satu partai yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus menghadapi pasangan Fauzi Bowo-Prijanto yang didukung oleh 19 partai yang tergabung dalam Koalisi Jakarta. Kondisi tersebut mirip dengan kondisi perang Ahzab dimana umat Islam di Madinah harus menghadapi pasukan gabungan musyrikin Mekah dan Yahudi Madinah. Berawal dari hal tersebut, mulailah pikiran saya ke mana-mana mencoba melihat hubungan-hubungan lain (atau lebih tepatnya menghubung-hubungkan) antara pilkada DKI dengan perang Ahzab.
Berikut adalah beberapa kesamaan yang berhasil saya temukan (atau berhasil saya hubung-hubungkan):
- Kesamaan kondisi umat Islam di Madinah saat itu dengan PKS saat ini.
Tahun 5 Hijriyah, sekitar 18 tahun sejak kelahiran Islam, setelah kemenangan telak umat Islam di medan perang Badr, dan setelah sempat merasakan kekalahan di medan perang Uhud, umat Islam, yang pada saat itu telah hijrah ke Madinah, merupakan kekuatan baru yang diperhitungkan di Jazirah Arab. Apalagi kekuatan baru tersebut membawa sebuah ideologi yang sama sekali baru yang menawarkan perubahan terhadap kondisi status quo yang sedang berlangsung di Arab, khususnya Mekkah. Kondisi status quo yang dimaksud sangat tidak sesuai dengan fitrah manusia dimana ketidak adilan ada di mana-mana dan menimbulkan ketimpangan sosial di masyarakat. Kezaliman seakan-akan hal yang biasa terjadi di Mekkah sebelum turunnya Islam. Namun perubahan yang ditawarkan oleh Islam, yang dapat dikatakan baru saja lahir, sepertinya mengusik para petinggi Mekkah yang tidak rela kekuasaannya yang telah lama dimiliki berpindah ke tangan Islam sehingga umat Islam mendapat perlawanan yang besar. Pada kasus perang Ahzab, umat Islam harus menghadapi pasukan gabungan yang dibentuk kaum kafir Quresy atas hasutan kaum Yahudi Madinah.
Tahun 1428 Hijriyah yang bertepatan dengan 2007 Masehi, sekitar 9 tahun setelah kelahiran PKS, setelah kemenangan telak PKS di pilkada Depok dan sempat mengalami kekalahan di pilkada Banten, PKS, yang juga pernah melakukan “hijrah politik” dari sebelumnya bernama Parta Keadilan, merupakan kekuatan baru yang diperhitungkan di kancah perpolitikan nasional. PKS juga membawa ideologi yang sama dengan umat Islam di Madinah saat itu, yaitu Islam, yang dengan jelas ditetapkan sebagai asas partai. PKS dengan ideologi yang dibawanya juga menawarkan perubahan terhadap kondisi politik dan bernegara di Indonesia yang bisa dikatakan masih sangat jauh dari ideal. Indonesia saat ini harus diakui masih belum bisa dikatakan negara yang adil (apalagi sejahtera) dan ketimpangan sosial masih jelas terlihat. Perubahan yang ditawarkan oleh PKS, yang dapat dikatakan baru saja lahir, sepertinya juga mengusik ketenangan partai-partai besar yang sudah lama menguasai kancah perpolitikan Indonesia sehingga pada pilkada DKI yang akan datang ini PKS harus berhadapan dengan “pasukan gabungan” yang dibentuk oleh partai-partai lain. - Kesamaan perbandingan kekuatan.
Pada perang Ahzab, pasukan yang harus dihadapi umat Islam merupakan pasukan gabungan antara suku Quresy, suku-suku lain di Arab yang memendam permusuhan dengan Islam, dan suku-suku Arab yang punya perjanjian militer dengan suku Quresy. Bahkan kabilah-kabilah Yahudi yang berada di dalam kota Madinah pun ikut mendukung serangan pasukan Ahzab tersebut. Pihak-pihak yang tergabung dalam pasukan Ahzab tidak memiliki kesamaan ideologi dan visi, mereka hanya dipersatukan oleh tujuan yang sama yaitu menghancurkan Islam dan melanggengkan kekuasaan mereka. Di atas kertas, pasukan Islam di Madinah pasti akan dapat dengan mudah dikalahkan pada perang Ahzab.
Pada pilkada DKI kali ini, calon yang diusung oleh PKS harus menghadapi calon yang didukung oleh gabungan partai-partai dalam Koalisi Jakarta yang masing-masing memiliki ideologi yang berbeda-beda sehingga tidak mungkin memiliki kesamaan visi. Tujuan bergabungnya partai-partai tersebut pun sangat jelas yaitu mengalahkan PKS dan melanggengkan kekuasaan mereka. Apabila merujuk pada hasil Pemilu tahun 2004, terlihat bahwa di Jakarta pada waktu itu PKS “hanya” mengantongi 30% dari suara pemilih di Jakarta sedangkan suara yang dimiliki Koalisi Jakarta sebesar 70% yang artinya di atas kertas PKS pasti dapat dengan mudah dikalahkan dalam pilkada DKI yang akan datang. - Kesamaan strategi yang digunakan umat Islam untuk menghadapi perang Ahzab dengan strategi PKS untuk menghadapi pilkada DKI.
Untuk menghadapi perang Ahzab, umat Islam membangun parit di sekeliling Madinah sebagai strategi pertahanan. Dengan adanya parit tersebut pasukan Ahzab tidak dapat menyerang Madinah tanpa menjadi sasaran empuk anak-anak panah pasukan Islam yang bersiap di seberang parit.
Menghadapi pilkada DKI pun sebenarnya PKS sudah membangun “parit” sebagai strategi pertahanannya menghadapi “serangan” gabungan partai dalam Koalisi Jakarta. Reputasi yang dibangun PKS sejak awal kelahirannya diantaranya dengan sering mengadakan aksi-aksi sosial yang langsung menyentuh massa akar rumput, yang merupakan pemilih mayoritas di Jakarta, baik di masa kampanye maupun di luar masa kampanye telah meninggalkan kesan yang sulit dihapuskan bahwa PKS adalah partai yang peduli pada rakyat. Selain itu PKS juga dikenal sebagai partai yang relatif bersih sehingga perubahan yang ditawarkan PKS sepertinya bukan isapan jempol belaka. Kondisi dan image PKS tersebut dapat menyelamatkan PKS dari “kepungan serangan” partai-partai lainnya tepat seperti parit yang dibangun umat Islam di Madinah berabad-abad yang lalu yang telah menyelamatkan Islam dari kepungan serangan pasukan Ahzab. - Dibutuhkan mukjizat untuk memenangkan pertempuran.
Perang Ahzab berhasil dimenangkan oleh umat Islam karena turunnya mukjizat berupa bertiupnya badai di luar kota Madinah yang memporakporandakan kemah-kemah yang dibangun oleh pasukan Ahzab.
Untuk memenangkan pilkada DKI pun, PKS tampaknya membutuhkan semacam “mukjizat politik”. Kita lihat saja tanggal 8 Agustus nanti, apakah “mukjizat politik” tersebut benar-benar diturunkan bagi PKS
Saran saya, karena hidup adalah untuk memilih, pikirkanlah sebaik-baiknya pilihan anda di pilkada DKI nanti mulai dari sekarang.
Tentang Perang Ahzab
Pemuatan tulisan mengenai perang Ahzab ini dimaksudkan sebagai pendukung posting saya yang berjudul Pilkada DKI 1428 H di Jakarta dan Perang Ahzab 5 H di Madinah. Berikut sedikit cerita tentang perang Ahzab:
Setelah terjadinya perang Uhud yang merupakan pembalasan dendam suku Quresy atas kekalahan telaknya pada perang Badr, kekuatan kaum muslimin di Madinah mulai diperhitungkan. Munculnya kekuatan baru yang membawa simbol keagamaan baru dirasa oleh banyak suku Arab sebagai ancaman yang serius. Untuk itu, ketika Abu Sufyan meminta dukungan dana dan tentara dari suku-suku tersebut untuk memerangi Madinah dan menghancurkan kaum muslimin, segera terkumpul pasukan dan dana yang besar.
Pada tahun kelima hijriyah, sekelompok orang Yahudi datang ke Mekah untuk memprovokasi kaum kafir Quresy agar menyerang kaum muslimin di Madinah. Untuk memperkuat pasukan, Quresy meminta bantuan suku-suku Arab lainnya yang memendam permusuhan dengan Rasulullah SAW. Dalam perang ini, Quresy juga meminta bantuan suku-suku Arab yang memiliki perjanjian militer dengannya. Akhirnya, Abu Sufyan berhasil menghimpun kekuatan sebesar 10 ribu tentara. Jumlah ini dipandang amat besar untuk menyerang sebuah kota yang jumlah penduduknya baik laki-laki, perempuan, anak kecil maupun orang lanjut usia, hanya sekitar 10 ribu orang.
Ketika berita rencana serangan pasukan besar yang dikenal dengan Ahzab (Ahzab berarti golongan yang bersekutu) ini sampai ke telinga Rasulullah SAW, beliau mengumpulkan para sahabatnya untuk meminta pendapat mereka. Pada saat itu, Salman Al-Farisi, sahabat Nabi yang berasal dari negeri Persia mengatakan, bahwa orang-orang di negerinya biasa menggali parit (Khandak) ketika mengkhawatirkan serangan musuh. Pendapat ini akhirnya disetujui oleh Nabi SAW.
Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk menggali parit di sepanjang wilayah utara kota Madinah. Sebab, daerah utaralah satu-satunya pintu yang mudah untuk memasuki kota Madinah, mengingat bukit-bukit bebatuan yang membentengi kawasan timur dan barat kota ini sehingga musuh tidak mungkin menyerang dari sana. Bukit-bukit itu juga relatif menutupi kawasan selatan kota Madinah, meski tetap meninggalkan celah-celah kecil.
Selama enam hari, seluruh kaum muslimin termasuk pemimpin mereka, yaitu Rasulullah SAW bahu membahu menggali parit. Setelah parit siap, pasukan kaum muslimin mengambil posisi pertahanan di dalam kota Madinah. Dan pasukan pemanah juga telah siap di posisi masing-masing.
Di saat seperti itu, Yahudi bani Quraidhah yang tinggal di Madinah merobek isi perjanjian damai dengan Rasulullah. Tidak hanya itu, mereka juga bersiap-siap melakukan pengkhianatan dan membantu pasukan Ahzab untuk menghabisi kaum muslimin. Akibatnya, umat Islam menghadapi musuh yang besar di luar dan musuh di dalam.
Pasukan Ahzab terperangah ketika menyaksikan bentangan parit yang menghalangi gerak maju mereka. Bangsa Arab saat itu tidak mengenal strategi pertahanan dengan membuat parit. Di luar parit pasukan Ahzab mendirikan kemah. Beberapa kali pasukan berkuda Ahzab berusaha menyeberang parit, namun usaha mereka selalu gagal setelah pasukan muslimin menghalau mereka dengan hujan anak panah.
Bertiupnya badai yang memporakporandakan perkemahan mereka dan minimnya persediaan rumput untuk binatang ternak dan kuda-kuda mereka telah mengendurkan tekad untuk menyerang kota Madinah. Akhirnya Abu Sufyan yang menjadi komandan pasukan Ahzab memerintahkan untuk berkemas dan kembali ke Mekah.
Kisah perang Ahzab secara cukup detail diceritakan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab.
Sabtu, Agustus 04, 2007
Lagu Indonesia Raya versi lengkap
Berikut adalah lirik lagu Indonesia Raya versi lengkap:
Indonesia Tanah Airkoe
Tanah Toempah Darahkoe
Disanalah Akoe Berdiri
Djadi Pandoe Iboekoe
Indonesia Kebangsaankoe
Bangsa dan Tanah Airkoe
Marilah Kita Berseroe
Indonesia Bersatoe
Hidoeplah Tanahkoe
Hidoeplah Negrikoe
Bangsakoe Ra'jatkoe Semw'wanja
Bangoenlah Jiwanja
Bangoenlah Badannja
Oentoek Indonesia Raja
Reff:
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahkoe Negrikoe jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka
Hidoeplah Indonesia Raja
Indonesia Tanah jang Moelia
Tanah Kita jang Kaja
Di Sanalah Akoe Berdiri
Oentoek Slama-lamanja
Indonesia Tanah Poesaka
Poesaka Kita Semoeanja
Marilah Kita Mendo'a
Indonesia Bahagia
Soeboerlah Tanahnja
Soeboerlah Djiwanja
Bangsanja Ra'jatnja Sem'wanja
Sadarlah Hatinja
Sadarlah Boedinja
Oentoek Indonesia Raja
Reff:
Indonesia Tanah Jang Soetji
Tanah Kita Jang Sakti
Di Sanalah Akoe Berdiri
'Njaga Iboe Sedjati
Indonesia Tanah Berseri
Tanah Jang Akoe Sajangi
Marilah Kita Berdjandji
Indonesia Abadi
Slamatlah Ra'jatnja
Slamatlah Poetranja
Poelaoenja, Laoetnja, Sem'wanja
Madjoelah Negrinja
Madjoelah Pandoenja
Oentoek Indonesia Raja
sedangkan berikut adalah video klip yang dimaksud:
Jumat, Agustus 03, 2007
Butterfly effect
The butterfly effect is a phrase that encapsulates the more technical notion of sensitive dependence on initial conditions in chaos theory. Small variations of the initial condition of a nonlinear dynamical system may produce large variations in the long term behavior of the system. So this is sometimes presented as esoteric behavior, but can be exhibited by very simple systems: for example, a ball placed at the crest of a hill might roll into any of several valleys depending on slight differences in initial position.
The phrase refers to the idea that a butterfly's wings might create tiny changes in the atmosphere that ultimately cause a tornado to appear (or prevent a tornado from appearing). The flapping wing represents a small change in the initial condition of the system, which causes a chain of events leading to large-scale phenomena. Had the butterfly not flapped its wings, the trajectory of the system might have been vastly different.
Recurrence, the approximate return of a system towards its initial conditions, together with sensitive dependence on initial conditions are the two main ingredients for chaotic motion. They have the practical consequence of making complex systems, such as the weather, difficult to predict past a certain time range (approximately a week in the case of weather).
Kehidupan dan perjalanan menentukan pilihan
Cara kita memandang hidup akan mempengaruhi hidup yang kita jalani. Apabila kita memandang hidup adalah sesuatu yang fun and easy maka hidup kita akan cenderung mudah dan menyenangkan, sebaliknya apabila kita memandang hidup sebagai sesuatu yang rumit, sulit, dan menyusahkan maka hidup kita pun akan cenderung susah dan rumit.
Salah satu cara pandang yang menurut saya bagus terhadap hidup adalah dengan memahami bahwa hidup adalah untuk memilih karena kehidupan merupakan perjalanan untuk menentukan pilihan.
Menurut pandangan ini, dalam menjalani hidup kita akan selalu menghadapi pilihan-pilihan yang harus kita pilih salah satunya agar hidup kita dapat terus berjalan. Satu contoh sederhana, sejak kita bangun di pagi hari kita sudah harus memilih apakah akan langsung mandi atau masih ingin bermalas-malasan di tempat tidur. Andaikan kita memilih untuk langsung mandi maka seselesainya kita mandi kita akan kembali dipaksa untuk memilih pakaian apa yang akan kita kenakan untuk pergi ke kantor. Demikian seterusnya, saat pergi ke kantor jalan mana yang kita pilih, apa yang akan kita lakukan saat pertama kali tiba di kantor, dan seterusnya.
Beberapa hal yang harus dipahami jika kita memilih untuk menganut cara pandang seperti ini adalah:
- Setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Orang yang dewasa selalu memikirkan konsekuensi apa yang akan diterimanya sebelum memutuskan suatu pilihan dan akan siap menanggung konsekuensi dari pilihan yang sudah dia putuskan. Namun demikian, kita juga bisa memilih untuk tidak mempedulikan konsekuensi dari pilihan-pilihan kita karena menjadi dewasa toh juga merupakan suatu pilihan.
- Terkadang ada pilihan benar dan pilihan salah, namun ada juga pilihan yang bebas tanpa unsur benar atau salah. Berhati-hatilah terhadap pilihan benar atau salah karena hal tersebut harus kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti, sedangkan pilihan bebas biasanya hanya akan kita terima konsekuensinya di dunia ini.
- Pilihan sekecil apapun yang kita pilih, bersama-sama dengan pilihan semua makhluk yang ada di dunia ini akan secara kumulatif mempengaruhi sejarah dunia seperti yang dimaksud oleh prinsip butterfly effect, ‘kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di Amerika Latin dapat menyebabkan badai di Cina’. Oleh karena itu, berikanlah pilihan terbaik kita bagi dunia.
Dengan memandang dan memahami kehidupan sebagai suatu perjalanan untuk menentukan pilihan maka kita tidak akan menganggap hidup sebagai suatu yang sulit atau rumit karena yang perlu kita lakukan hanya menentukan pilihan namun kita juga tidak akan terlalu memandang mudah hidup karena apapun pilihan kita akan selalu mengandung konsekuensi. Sebagai gantinya, kita akan selalu berhati-hati dalam menjalani hidup kita agar sesuai dengan yang diharapkan.
Selamat memilih…
Senin, Juli 30, 2007
Keadaan Gas
Keadaan gas, adalah keadaan yang paling sederhana untuk dipahami dari ketiga bentuk tadi. Gas bisa dicirikan dengan berbagai cara. Semua gas akan memuai memenuhi ruangan dan akan menyerupai bentuk ruang tempatnya berada. Semua zat yang bersifat gas dapat berbaur dengan sesamanya dan akan bercampur dalam segala perbandingan, karena itu semua campuran gas adalah larutan yang homogen. Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa tidak ada partikel-partikel gas yang dapat dilihat. Beberapa gas berwarna, seperti misalnya gas klor (kuning kehijau-hijauan), brom (merah kecoklat-coklatan), dan iod (ungu), beberapa diantaranya mudah meledak seperti misalnya hidrogen; dan beberapa diantaranya secara kimiawi bersifat lembam (inert), seperti misalnya helium, nitrogen dan neon.
Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah banyaknya molekul gas, volume gas, suhu, dan tekanan. Apabila nilai-nilai numeris tiga besaran sifat gas diketahui, maka dapat dihitung nilai besaran sifat gas yang keempat. Perhitungan ini bisa diselesaikan melalui persamaan matematis yang disebut persamaan keadaan. Pada prinsipnya semua atau paling tidak beberapa sifat gas lainnya dapat dihitung melalui persamaan keadaan.
Jumat, Juli 27, 2007
Mengejar matahari terbit Bromo
Pamor dan reputasi Bromo yang begitu dahsyat seperti yang dilukiskan di atas sebenarnya telah lama memanggil jiwa saya untuk datang ke sana. Bahkan sejak pertama kali kaki ini menginjak bumi Surabaya 4 tahun yang lalu, keinginan untuk mengunjungi Bromo sudah muncul dengan kuatnya di hati saya. Namun tampaknya keinginan untuk menikmati terbitnya mentari di Bromo baru dapat terpenuhi akhir bulan Mei kemarin, saat istri saya datang ke Surabaya untuk yang ketiga kalinya.
Perjalanan saya dan istri saya ke Bromo bulan Mei 2007 yang lalu pun sebenarnya bukan perjalanan yang direncanakan. Tujuan utama istri saya datang ke Surabaya adalah untuk melihat rumah yang kami pesan di Puri Surya Jaya (baca posting ini), sehingga istri saya tidak membawa persiapan khusus dari Jakarta untuk dibawa ke Bromo seperti jaket atau baju hangat lainnya.
Ide untuk menyambangi obyek wisata terkenal di Jawa Timur tersebut tiba-tiba saja muncul di benak saya sehari sebelum kedatangan istri saya. Hari itu, Jum’at 25 Mei 2007 sore, ketika ide untuk pergi ke Bromo tiba-tiba ada di benak saya, saya langsung berusaha mencari penginapan di Cemoro Lawang, pintu gerbang kawasan wisata Bromo untuk hari Sabtu keesokan harinya. Di Cemoro Lawang sendiri sebenarnya banyak pilihan penginapan mulai dari yang seharga Rp. 40.000,- per malam sampai yang seharga Rp. 600.000,- per malam.
Mungkin karena dilakukan mendadak dan akhir pekan memang waktu favorit untuk mengejar matahari terbit Bromo, hampir semua penginapan yang saya hubungi lewat telepon sudah full booking. Untungnya saya masih mendapatkan tempat di Hotel Bromo Permai I di Cemoro Lawang dengan tarif kamar Rp. 250.000,- untuk satu malam termasuk sarapan dan air panas.
Setelah urusan penginapan selesai, ada satu masalah lagi yang harus diatasi. Masalah kedua ini juga yang menyebabkan saya belum pernah sekalipun ke Bromo walau sudah tinggal di Surabaya selama 4 tahun yaitu saya tidak tahu bagaimana cara pergi ke Bromo. Akhirnya keesokan harinya, Sabtu pagi, sebelum saya berangkat menjemput istri saya di bandara Juanda Surabaya, saya kembali menghubungi Hotel Bromo Permai I untuk menanyakan cara menuju Bromo. Melalui telepon itu juga saya meminta bantuan kalau ada orang dari hotel yang dapat menjadi guide selama saya di Bromo. Saya lalu diperkenalkan dengan pak Yo, salah satu staf hotel yang biasa menjadi guide bagi tamu yang menginap di hotel tersebut.
Untuk mengunjungi Bromo, ada dua cara yang dapat kita tempuh. Yang pertama adalah dengan menggunakan jasa tour & travel. Biasanya ada dua paket yang bisa kita pilih untuk pergi ke Bromo, yaitu paket overnight dan paket tour tengah malam. Pada paket overnight peserta tour akan dijemput untuk berangkat di siang hari dari Surabaya dan tiba sore hari di Bromo untuk beristirahat sampai dibangunkan pada dini hari keesokan harinya (biasanya pukul 03.00 WIB) dan diantar untuk menikmati matahari terbit Bromo dari puncak Penanjakan. Paket overnight ini biasanya ditawarkan dengan harga sekitar Rp. 1.000.000,- per orang untuk minimal 2 orang peserta. Paket yang kedua dinamakan tour tengah malam dimana peserta tour akan dijemput untuk berangkat dari Surabaya pada pukul 00.00 WIB dan sampai di puncak penanjakan tepat pada waktu matahari akan terbit. Paket kedua ini biasanya dihargai sekitar Rp. 500.000,- per orang untuk minimal 2 orang peserta.
Cara kedua untuk mencapai Bromo adalah dengan menggunakan kendaraan umum. Cara ini lebih ekonomis dan sesuai untuk budget traveler seperti saya sehingga cara kedua inilah yang saya dan istri saya tempuh saat mengunjungi Bromo untuk pertama kalinya di bulan Mei yang lalu. Kurang nyaman memang, tapi sebanding dengan penghematan yang berhasil kami lakukan.
Walhasil, dengan modal sedikit nekat, Sabtu siang, setelah menaruh koper istri saya di kamar kost, kami sudah berada di angkot (MPU kalau di Surabaya) yang membawa kami ke terminal Bungurasih. Dari Bungurasih kami menumpang bis non AC jurusan Banyuwangi sampai terminal Probolinggo dengan tarif Rp. 18.000,- per orang. Perjalanan dari Bungurasih sampai Probolinggo memakan waktu 3-4 jam terutama karena bis sering berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang sehingga kami baru tiba di terminal Probolinggo pada pukul 17.30 WIB. dari terminal Probolinggo kami masih harus melanjutkan perjalanan sampai ke Cemoro Lawang dengan menggunakan colt L300 yang biasa mangkal di luar sisi kiri terminal. Tarif dari terminal sampai Cemoro Lawang adalah Rp. 15.000,- per orang pada siang hari dan Rp. 20.000,- per orang pada malam hari. Dari terminal Probolinggo sampai Cemoro Lawang dibutuhkan waktu 1,5 – 3 jam perjalanan dengan medan yang sangat menantang, menanjak curam dan berkelok-kelok.
Kami tiba di hotel pada pukul 20.00 WIB dan langsung menemui pak Yo untuk memesan jeep yang bisa disewa ke puncak Penanjakan keesokan harinya. Pada musim ramai kunjungan wisatawan seperti di akhir pekan, lebih baik kita menyewa jeep sesegera mungkin agar tidak sampai kehabisan. Harga sewa satu unit jeep termasuk dengan supirnya adalah Rp. 250.000,- dan bisa dimuati sampai dengan 6 orang penumpang. Setelah urusan dengan pak Yo selesai, kami memutuskan untuk beristirahat agar besok dapat menikmati matahari terbit tanpa harus menahan kantuk.
Dini hari, pukul 03.30 WIB, pak Yo sudah mengetuk pintu kamar membangunkan kami. Setelah bersiap-siap sejenak, kami langsung menuju puncak Penanjakan dengan jeep yang sudah disewa sebelumnya. Perjalanan diawali dengan menyebrangi lautan pasir Bromo yang masih berselimutkan malam yang gelap sehingga taburan bintang di langit terklihat sangat jelas dan indah. Selepas melewati lautan pasir, jeep yang kami tumpangi mulai melalui medan yang curam dengan beberapa kelokan yang cukup tajam sehingga dibutuhkan keahlian khusus untuk melaluinya.
Setibanya di puncak Penanjakan, kami tidak kuat menahan dinginnya udara yang menusuk sampai ke tulang sehingga kami memutuskan untuk menyewa jaket sebagai pelindung tambahan. Harga sewa jaket yang ditawarkan di puncak Penanjakan berkisar antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 20.000,- tergantung kepada ketebalannya.
Mendekati puncak Penanjakan banyak terdapat warung-warung untuk sekedar meminum teh atau kopi panas pengusir dingin sebelum melihat matahari terbit. Selain itu, di puncak Penanjakan sendiri disediakan view point shelter yang merupakan tempat untuk menikmati matahari terbit.
Detik-detik menjelang terbitnya matahari, puncak Penanjakan sudah dipenuhi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara, semua memandang ke satu titik di ufuk timur, menanti keindahan yang menyeruak bersama terbitnya sang mentari.
Saat ufuk timur mulai merona merah sampai terlihatnya bulatan sang mentari merupakan momen yang sangat indah (dan romantis) yang sulit untuk dilupakan. Ketika cahaya mentari pagi mulai menerangi Bromo dan sekitarnya, memunculkan keindahan yang sebelumnya disembunyikan oleh malam, dan mengusir lapisan-lapisan tipis kabut yang mengambang di atas lautan pasir Bromo yang luas, ketika itulah alam Bromo menunjukkan simfoni keindahan yang memukau.
Setelah matahari mulai tinggi, dan kami sudah memuaskan diri mengagumi keindahan Bromo dari puncak Penanjakan (dan tentu saja memuaskan dorongan narsisme kami dengan berfoto berkali-kali di sana), kami lalu kembali ke jeep untuk menuju ke lautan pasir di kaki gunung Bromo.
Pura Hindu di kaki gunung Bromo merupakan batas akhir perjalanan menuju puncak Bromo yang bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat. Dari sana kita bisa berjalan kaki atau menyewa kuda untuk sampai di nak tangga pertama yang menuju puncak Bromo dengan biaya sewa sebesar Rp. 50.000,- per orang pp. perjalanan ke puncak Bromo kemudian dilanjutkan dengan menapaki satu demi satu anak tangga yang tersedia di sana. Dengan cukup tersengal-sengal akhirnya kami berhasil mencapai puncak Bromo yang masih aktif dan berfoto di depan kawahnya yang mengepulkan asap tebal yang mengandung belerang.
Dari puncak Bromo, kami kembali ke hotel untuk sarapan dan mandi sebelum kembali ke Surabaya. Transportasi dari Bromo ke Surabaya juga sama dengan ketika berangkat, hanya saja dari terminal Probolinggo kami naik bis AC AKAS sampai Bungurasih hanya dengan membayar Rp. 12.000,- per orang sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa untuk lebih menghemat biaya ketika berangkat dari Surabaya pilih bus yang tujuan akhirnya memang terminal Probolinggo bukan sampai Banyuwangi seperti yang kami tumpangi saat berangkat ke Bromo.
Tips memilih rumah
Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal ini adalah hal-hal yang terkait langsung dengan rumah yang kita incar diantaranya adalah fisik bangunan, utilitas, posisi rumah dari jalan utama, dan lingkungan dalam perumahan itu sendiri.
Penilaian terhadap fisik bangunan bisa kita tinjau dari eksterior, interior, maupun kualitas bangunannya. Dari sisi eksterior kita bisa menilai model rumah tersebut apakah minimalis atau klasik; seberapa banyak cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam rumah; seberapa bagus sistem ventilasi udara yang disediakan sehingga menjamin pertukaran udara yang baik; kesan megah dan luas serta estetika atau keindahan bangunan yang terlihat saat kita memandang rumah tersebut; dan adakah sisa lahan di belakang kamar utama yang dapat kita kembangkan menjadi kamar mandi dalam misalnya. Dari sisi interior kita bisa mempertimbangkan layout denah yang ditawarkan, apakah menyebabkan ruangan terkesan sempit atau sebaliknya dan apakah perpindahan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya dapat dengan mudah dilakukan, berapa jumlah kamar tidur yang sudah disediakan dan adakah kamar untuk pembantu; bagaimana dengan ketinggian plafon rumah, apakah cukup tinggi sehingga memperbesar kesan luas ruangan; bagaimana dengan jarak septictank dengan sumber, tandon, atau pipa air bersih, apakah sudah memenuhi syarat lebih dari 5 meter, bagaimana dengan volume septictank itu sendiri, volume yang besar tentu akan memperpanjang periode pengurasannya yang berarti lebih menghemat biaya. Dari segi kualitas bangunan, hal-hal yang harus kita perhatikan diantaranya adalah struktur bangunan, sudahkah bangunan tersebut dibangun dengan struktur beton bertulang; bagaimana pula pondasinya, ceker ayam atau batu kali, batu kali utuh atau batu kali belah, sudah memperhitungkan kekuatan jika kita ingin menambah lantai atau belum; kemudian apa bahan untuk dindingnya, hebel, bata merah, atau batako, dan adakah retak rambut pada dinding; bagaimana dengan dinding pemisah dengan rumah sebelah, sistem tunggal atau kopel; kayu apa yang digunakan untuk pintu dan kusen-kusen jendela, kamper oven kah, kamper non oven, meranti atau bahan lain; bahan apa yang digunakan untuk bak kamar mandi dan wastafel serta kloset; bahan apa yang digunakan untuk rangka atap, galvalum atau masih menggunakan kayu; jenis bahan plafon yang digunakan apakah sudah dari gypsum; gentengnya, beton, keramik, atau genteng biasa; dan terakhir finishingnya, bagus atau tidak.
Penilaian utilitas yang bisa kita lakukan diantaranya adalah ketersediaan air bersih, apakah sumbernya dari PDAM atau masih menggunakan sumur tanah; sudahkah jaringan listrik tersedia di sana dan berapa daya yang diberikan oleh developer; apakah jaringan telepon sudah siap sambung; adakah pipa distribusi gas bumi untuk perumahan di perumahan tersebut; bagaimana dengan sistem utilitasnya, apakah di atas tanah atau ditanam dalam tanah; terakhir bagaimana kerapihan utilitasnya seperti peletakan meter, pipa, valve, kabel dan lain-lain.
Dari posisi rumah dari jalan utama kita dapat menilai seberapa strategis tempat tersebut, apakah mudah dicapai dari jalan utama atau malah sebaliknya. Hal ini biasanya juga terkait dengan ketersediaan angkutan umum di sekitar tempat tersebut, semakin dekat dan mudah aksesnya dari jalan utama maka biasanya akan semakin banyak pula angkutan umum yang tersedia.
Lingkungan dalam perumahan yang dapat kita jadikan bahan pertimbangan diantaranya adalah ROW jalannya; jenis jalan lingkungan apakah beton, aspal, atau paving; fasilitas umum apa saja yang disediakan; sistem keamanannya, cluster atau non cluster, bagaimana akses masuk lingkungan terbatas atau bebas, dan adakah satpam yang disediakan developer serta berapa jumlahnya; bagaimana dengan kebersihan lingkungannya, apakah dikelola oleh developer atau tidak, bagaimana saluran pembuangan air kotornya, apakah lingkungan tersebut termasuk daerah rawan banjir, dan bagaimana penerangan jalannya.
Faktor Eksternal
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan faktor eksternal ini adalah jarak dan waktu tempuh dari lokasi perumahan tersebut ke tempat aktifitas kita sehari-hari, apakah melewati titik-titik kemacetan, adakah jalur alternatifnya; bagaimana transportasi umumnya; berapa jarak lokasi dengan tempat-tempat yang dianggap penting seperti pintu tol, pasar, tempat ibadah, rumah sakit, tempat-tempat makan dan hiburan, terminal bus antar kota, stasiun kereta api, bandara, dan kantor-kantor pemerintahan; bagaimana dengan tingkat polusi di sekitar tempat tersebut, biasanya untuk daerah yang dekat kawasan industri tingkat polusinya akan lebih tinggi; selanjutnya adalah apakah daerah di sekitar tempat itu bebas banjir; dan terakhir perhatikan juga faktor resiko bahaya yang mungkin mengancam seperti misalnya kalau di Sidoarjo adalah seberapa dekat perumahan tersebut dengan lokasi bencana semburan lumpur sidoarjo.
Faktor Legal
Biasanya faktor legal terlupakan oleh kita saat memilih rumah idaman, padahal faktor ini sangat penting untuk diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan disini adalah jenis sertifikat tanah yang diberikan, apakah SHGB atau sudah SHM; bagaimana status tanah tersebut, jangan sampai terjebak membeli rumah di atas tanah sengketa atau yang sedang dijaminkan; perhatikan pula reputasi dan track record developernya, bisa dipercaya atau tidak.
Faktor Ekonomis
Akhirnya, setelah mempertimbangkan berbagai faktor di atas, faktor ekonomis inilah yang akan menentukan jadi tidaknya kita membeli rumah tersebut. Yang perlu jadi bahan pertimbangan adalah luas tanah dan bangunannya dibandingkan dengan harga yang ditawarkan serta kemampuan keuangan kita sendiri. Utamakan memilih luas tanah yang lebih besar dengan harga yang sama meskipun luas bangunannya lebih kecil, karena cepat atau lambat kita pasti akan merenovasi rumah yang kita tempati.
Kamis, Juli 26, 2007
Akhirnya… Jadi juga punya rumah sendiri…
Proses dari mulai mencari rumah yang cocok sampai realisasi tersebut memakan waktu yang lumayan lama juga yaitu sekitar 7 bulan. Awalnya sekitar bulan Desember 2006 dan Januari 2007 istri saya datang ke Surabaya dan kami mulai berkeliling kota Surabaya dan Sidoarjo untuk melihat-lihat proyek perumahan yang ada di kota ini.
Beberapa perumahan yang sempat kami sambangi pada saat itu diantaranya adalah perumahan Citra Raya di barat Surabaya (tentu saja kami ke sana mengunjungi cluster Bukit Palma, cluster termurah yang dipasarkan oleh Citra Raya); Graha Tirta, Delta Wedoro, Delta Sari Baru, Papyrus Regency dan Taman Pondok Jati yang berada dekat bundaran Waru, perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo; Puri Surya Jaya di Gedangan, di jalur utama antara Surabaya dan Sidoarjo; Taman Tiara, Citra Garden dan Pondok Jati di pusat kota Sidoarjo; sampai Citra Harmoni di Krian ke arah Mojokerto.
Setelah selesai ngubeng-ngubeng Surabaya dan Sidoarjo selama beberapa hari, mengumpulkan berbagai keterangan dari brosur, tanya-tanya ke marketingnya, dan hasil pengamatan langsung ke unit rumah yang ditawarkan, kami lalu melanjutkan proses pemilihan rumah dengan pengisian check list dan penilaian dengan sistem scoring untuk mendapatkan perumahan dengan nilai score tertinggi sesuai kriteria yang telah kami tetapkan sebelumnya. Hasilnya, kami memutuskan untuk memilih perumahan Puri Surya Jaya yang terletak di Gedangan, Sidoarjo.
Selanjutnya, setelah menetapkan pilihan, kami langsung menindaklanjutinya dengan memberikan tanda jadi, menandatangani surat perjanjian pembelian, dan mulai mengangsur uang muka. Bersamaan dengan pengangsuran uang muka, kami pun mulai mengevaluasi tawaran KPR dari beberapa bank untuk mendapatkan pilihan yang terbaik (dan paling menguntungkan) dari program-program KPR yang ditawarkan. Berdasarkan bunga yang dikenakan yaitu sebesar 8% fixed 1 tahun, yang merupakan tawaran bunga KPR terendah sampai saat tulisan ini dibuat, kami memutuskan untuk ikut program KPR dari bank Mandiri.
Pengajuan kredit pun dimulai, berkas-berkas yang diminta oleh bank Mandiri kami kumpulkan dan sampaikan ke bank Mandiri untuk diproses lebih lanjut. Proses persetujuan kreditnya sendiri memakan waktu sekitar 1 bulan. Setelah KPR disetujui, yang kami lakukan hanya menunggu rumah yang kami pesan selesai dibangun (sambil tetap mencicil angsuran uang muka tentunya).
Minggu ketiga bulan Juni rumah kami selesai dibangun, kami lalu meminta pihak developer untuk menjadwalkan realisasi jual beli tanah dan bangunan sekaligus realisasi kredit dengan bank Mandiri. Setelah jadwal realisasi ditetapkan, giliran kami yang harus memenuhi kewajiban pelunasan pembayaran uang muka dan biaya-biaya lain. Biaya-biaya yang harus dibayar melalui developer diantaranya adalah BPHTB, AJB+BBN, dan PBB sedangkan biaya-biaya yang harus dibayar melalui bank adalah biaya administrasi, provisi, asuransi jiwa dan kerugian, dan biaya notaris.
Akhirnya, waktu yang ditentukan untuk realisasi pun tiba, setelah makan siang, saya dan istri saya segera menuju kantor bank Mandiri Genteng Kali Surabaya untuk proses realisasi. Pertama-tama kami diminta melengkapi administrasi dengan pihak bank berupa penandatanganan beberapa berkas terkait perjanjian kredit, kemudian notaris yang ditunjuk menjelaskan mengenai proses realisasi jual beli tanah dan bangunan yang akan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan penandatanganan beberapa berkas legal terkait proses jual beli dan perjanjian kredit dengan bank Mandiri tersebut.
Setelah semua urusan dengan notaris selesai, developer memberikan 2 set kunci rumah yang kami beli kepada kami berdua. Akhirnya… jadi juga kami punya rumah sendiri… (walaupun masih kredit).